Page 10 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 10
Sumber: http://www.greatthoughtstreasury. Sumber: http://upload.wikimedia.org/
com/sites/default/fi les/Lucius- wikipedia/commons/b/b7/Portrait_
Annaeus-Seneca%5B1%5D.jpg, of_Terence_from_Vaticana%2C_
diunduh 8 Mei 2015 Vat._lat.jpg, diunduh 8 Mei 2015
Lucius Annaeus Seneca Terence
Menurut Herman J. Waluyo dalam Drama: Teori dan Peng ajar-
annya, drama zaman Romawi merupakan adaptasi dari drama Yunani.
Konsep pertunjukan drama Romawi juga mirip konsep pertunjukan
zaman Yunani. Drama yang dipentaskan mula-mula bersifat religius,
lama-kelamaan bersifat mencari uang. Bentuk pentas drama pada
zaman Romawi lebih megah daripada zaman Yunani. Meskipun
demikian, drama zaman Romawi memiliki pembaharuan dalam
penggarapan dan penikmatan asli yang dimiliki masyarakat Romawi.
Ciri-ciri drama zaman Romawi sebagai berikut.
1) Kor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan.
2) Musik menjadi pelengkap seluruh adegan.
3) Tema berkisar pada masalah kesenjangan hidup golongan
menengah.
4) Karakteristik tokoh tergantung kelas, yaitu orang tua bermasalah
dengan anak-anaknya atau kekayaan dan anak muda melawan
kekuasaan orang tua.
5) Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman.
2. Drama Abad Pertengahan
Drama abad pertengahan berkembang antara tahun 900–1500 M
dengan mendapat pengaruh dari Gereja Katolik. Dalam pementasannya
terdapat nyanyian yang dilagukan oleh para rahib dan diselingi dengan
kor. Ada pergelaran ’pasio’ seperti yang sering dilaksanakan di gereja
menjelang upacara Paskah sampai saat ini. Lakon yang dimainkan mula-
mula peristiwa kenaikan Yesus ke surga, sekitar cerita Natal, cerita-cerita
dari bible, hingga lakon tentang para orang suci (santo dan santa).
5