Page 84 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 84

pengarang dapat berperan sebagai orang yang terlibat dalam gagasannya
                      dengan dialog drama. Pengarang dapat pula sebagai penyaji alternatif dalam
                      drama.
                          Tema berhubungan dengan faktor dalam dari lubuk hati pengarang.
                      Dalam menyelami suatu naskah fi lsafat dan aliran yang mendasari pemikiran
                      pengarang tidak dapat diabaikan. Herman J. Waluyo dalam Drama, Teori,
                      dan Pengajarannya mengungkapkan beberapa aliran fi lsafat yang men dasari
                      penciptaan naskah drama. Aliran fi lsafat tersebut sebagai berikut.
                      1. Aliran Klasik
                            Aliran klasik menciptakan banyak naskah bertema cerita duka.
                         Lakonnya bersifat statis dan sering diselingi monolog. Unsur kemanisan
                         dalam berakting dan berdialog sangat dipentingkan tanpa menghiraukan
                         jalinan komunikatif lakon itu.
                      2. Aliran Romantik
                            Drama aliran romantik berisi cerita sangat fantastis atau tidak nyata.
                         Selain itu, drama aliran romantis berisi drama dengan cerita sering tidak
                         logis. Materi cerita drama yang digunakan, seperti bunuh-membunuh,
                         korban pembunuhan yang hidup kembali, teriakan-teriakan dalam
                         gelap, dan tokohnya bersifat sentimentil. Keindahan bahasa dalam
                         aliran romantik sangat dipentingkan dengan mempertimbangkan aspek
                         komunikatif. Dalam penyutradaraan, unsur-unsur visual drama sangat
                         ditonjolkan. Dalam pementasan drama mimik yang ditampilkan sangat
                         berlebihan.
                      3. Aliran Realisme
                            Aliran realisme melukiskan semua kejadian apa adanya, bukan
                         berlebihan dan bukan berlambang. Aliran ini mencoba meniru kehidupan
                         nyata dengan tetap memperhatikan keindahan. Aliran realisme ada dua
                         macam, yaitu realisme sosial dan realisme psikologis. Realisme sosial
                         menggambarkan masalah sosial yang sangat berpengaruh terhadap
                         kehidupan psikologis pelaku. Masalah yang diangkat dalam aliran ini
                         seperti kemelaratan, kepincangan sosial, ketidakaslian, penindasan,
                         dan keluarga retak. Realisme psikologis menekankan unsur kejiwaan
                         secara apa adanya, seperti sedih, gembira, bahagia, dan kecewa.
                      4. Aliran Ekspresionisme
                            Aliran ekspresionisme merupakan aliran yang mengutamakan
                         curahan batin secara bebas. Ciri-ciri aliran ekspresionisme adalah
                         pergantian adegan cepat, penggunaan pentas ekstrem, dan disajikan
                         secara fi lmis.









                                                                               79
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89