Page 80 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 80

Pertunjukan makyong dimulai
                                dengan upacara Buang
                                Bahasa atau Membuka
                                Tanah, yang dilakukan
                                oleh Ketua Panjak
                                (pawang). Ketua Panjak
                                membacakan mantra
                                (lafaz, serapah), lalu
                                menanam sesajen terdiri
                                atas sebutir telur ayam,
                                segenggam beras kunyit,
                                sebatang rokok nipah, sebuah
                                kelapa muda, sekapur sirih,   Sumber: http://saidparman.fi les.wordpress.
                                beras basuh, segenggam        com/2010/10/dsc00630-1024x6851.jpg,
                                                              diunduh 13 Maret 2014
                                bertih, dan kemenyan serta   Maknyong
                                pedupanya. Upacara diakhiri
                                dengan gemuruh alun bunyi bernada magis. Selama upacara
                                berlangsung tidak diperbolehkan orang menginjak arena
                                permainan. Maksud upacara ini adalah tolak bala agar
                                pertunjukan makyong berjalan dengan baik dan selamat.
                                   Semua pemain makyong duduk di depan para pemusik.
                                Mula-mula Pak Yong Tua (raja) yang dimainkan peran seorang
                                wanita bertopeng yang menyanyi bersahutan dengan dayang-
                                dayang, menari dan meringkaskan isi cerita yang akan
                                dimainkan. Kemudian, masuklah tokoh Awang yang akan
                                memegang peranan utama selama pertunjukan karena dialah
                                yang membawakan cerita. Para pemain bangkit, duduk, bangun,
                                duduk lagi menurut jalannya lakon. Jika pemain tidak cukup
                                jumlahnya, akan diadakan pertukaran topeng dengan pemain
                                lain sehingga seorang pemain bisa melakonkan dua atau tiga
                                watak. Pertukaran adegan dilakukan dengan dialog, penggantian
                                musik pengiring, atau dengan gerak duduk kembali.
                                   Lakon-lakon yang dipentaskan, antara lain ”Megat Sakti”,
                                ”Cerita Rondang”, ”Nenek dan Danu”, ”Putra Lokan”, ”Tuan Putri
                                Rakne Mas”, ”Wak Peran Hutan, Gunung Intan”. Sifat lakon komedi
                                atau melodrama. Lakon yang pantang dipentaskan adalah ”Nenek
                                Gajah dan Danu”. Jika lakon tersebut akan dipentaskan, harus
                                disertai dengan upacara korban. Menurut kepercayaan apabila
                                lakon tersebut dipentaskan, dapat mendatangkan badai.
                                   Makyong diduga merupakan perkembangan dari tari adat
                                kesuburan yang dilakukan oleh ronggeng. Alasan dugaan
                                tersebut karena banyak pemain makyong adalah wanita. Tari
                                kesuburan tersebut ditambahkan cerita.





                                                                               75
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85