Page 96 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 96

Karnaen   :  Ah, di pagi hari begini tidak ada yang aneh. (melangkah
                                 mendekati Ani) Dan daripada mendengar radio aku lebih suka
                                 mendengar engkau menceritakan pendirianmu. Engkau lebih
                                 senang jadi pelayan daripada mengurus rumah tangga, An?
                      Ani       :  (berdiam perlahan-lahan menjauhi Karnaen) Saya tidak
                                 mengatakan bahwa saya lebih senang jadi pelayan daripada
                                 mengurus rumah tangga, Mas. Tapi saya belum hendak
                                 memikirkan berumah tangga sebab saya masih senang
                                 bekerja.
                      Karnaen   :  Tapi, An, ketika engkau dulu kubawa ke sini keinginanku
                                 bukan hanya melihat engkau jadi pelayan di sini saja. Aku
                                 ingin melihat engkau menjadi wanita yang sungguh-sungguh
                                 wanita. Dan wanita yang kumaksudkan itu ialah wanita yang
                                 cakap mengurus rumah tangga.
                      Ani       :  (terkulai menundukkan kepala) Mas, saya tiada mempunyai
                                 perkataan untuk menyatakan terima kasih atas kebaikan budi
                                 Mas, sudah membawa saya ke sini. Tapi, ketika saya datang di
                                 sini dulu, saya tiada ingin lebih dari jadi pelayan, jadi pegawai
                                 sebagaimana kesanggupannya orang miskin di dalam mencari
                                 sesuap nasi.
                      Karnaen   :  (terdiam memalingkan muka)
                                 Telepon (berbunyi)
                      Ani       :  (memandang ke arah telepon)
                      Karnaen   :  Tentu dari Kapten Suherman, untukmu, An.
                      Ani       :  (melangkah menuju meja tulis, tapi baru dua langkah berhenti
                                 lagi) Barangkali untukmu, Mas.
                      Karnaen   :  (memandang Ani, kemudian segera menuju meja tulis,
                                 mengangkat telepon) Ya, di sini rumah makan Sambara. Tuan
                                 Sudarma belum datang. Saya anaknya. Ya. (telepon diletakkan,
                                 terus bermenung lalai)
                      Ani       :  (membelakangi Karnaen, mengelap rak)
                      ADEGAN 3
                      Perempuan yang belanja. (masuk membawa kantong besar diisi barang
                                 belanjaan)
                      Ani       :  O, nyonya! Silakan masuk. (menghampiri, lalu meraba-raba
                                 kantong) Rupanya baru pulang dari pasar, ya? Oh! Nyonya
                                 membeli sandal juga. Berapa harga sandal begitu, Nyonya?
                      Perempuan :  Tiga rupiah. Mahal, Nona. Saya beli karena saya butuh saja.
                                 (mengeluarkan sandal dari kantong, memperlihatkan sandal
                                 kepada Ani)









                                                                               91
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101