Page 142 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 142

Gunarto :  (melihat Mintarsih) Min, janganlah kau berkata demikian, kau
                                sayat-sayat jantungku sekarang.
                      Maimun :  (tiba-tiba bangkit) Tidak . . . tidak . . . aku akan panggil ayah
                                kembali. Bunuhlah aku, Mas, kalau Mas mau. Akan kupanggil
                                ayahku kembali. Aku akan memanggil ayah pulang . . . . (ia berlari
                                keluar)
                      Gunarto :  Maimun, Maimun, kembali . . . . (Dia lari keluar, semuanya sejurus
                                kemudian ibu dan Mintarsih tersedu-sedu. Tidak lama kemudian
                                Maimun kembali, pakaiannya basah kuyup, ia membawa kembali
                                jas tua dan sebuah peci. Ibu dan Mintarsih kaget)
                      Mintarsih :  Mas. Mana, ayah?
                      Ibu     :  Mana ayahmu?
                      Maimun  :  Tak kulihat, Bu. Hanya ini yang kutemui, baju serta pecinya.
                      Gunarto :  (mengangkat kepala/memandangnya) Maimun, di manakah
                                kaudapatkan semuanya itu?
                      Maimun  :  Di bawah lampu jalan dekat jembatan . . . .
                      Gunarto  :  Dan ayah, Maimun . . . ? Ayah mana?
                      Maimun  :  Aku tak tahu . . . .
                      Gunarto :  (kaget) Ayah . . . melompat dari jembatan ke dalam kali . . . ?
                      Ibu     :  Gunarto . . . !!!!! Gunarto . . . !!!!!!!!
                      Gunarto  :  Ayahku, ayahku. Dia tak tahan penghinaanku, dia yang biasa
                                dihormati dan disegani dan dia angkuh seperti aku juga . . . .
                                Tak kuat dia menahan hinaanku, aku bunuh ayahku . . . akan
                                kususul dia. (dia seperti orang gila) (dia lari ke luar dan yang
                                lain mencoba menahan dia)
                      LAYAR TURUN.
                      Dikutip dari: Saini K.M. dan Jakob Sumarjo, Apresiasi Kesusastraan, Jakarta, Gramedia, 1986


























                                                                               137
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146