Page 131 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 131

Pengarang menggambarkan kritiknya mulai dari ketidakpedulian
                            Pemerintah terhadap para gelandangan. Pengarang juga
                            menggambarkan diskriminasi terhadap para pencari kerja yang
                            notabene adalah seorang gelandangan. Gelandangan dianggap
                            tidak pantas untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik. Tokoh si
                            Pincang misalnya, ia digambarkan sebagai potret laki-laki cacat fi sik.
                            Tokoh Pincang merasa putus asa karena tidak ada orang yang mau
                            mempekerjakan orang cacat. Inilah salah satu kritik realistis dari
                            diri pengarang kepada para diskriminan di negara ini. Ini tentunya
                            akan menimbulkan reaksi negatif dari para gelandangan seperti
                            yang dijelaskan oleh para pengarang. Pemerintah seolah tidak mau
                            tahu tentang kehidupan rakyatnya yang berada di bawah kolong
                            jembatan. Bahkan, mereka tidak memiliki KTP. Tanah yang mereka
                            tempati juga sepenuhnya milik Pemerintah. Oleh karena itu, mereka
                            menganggap bahwa tempat yang mereka tinggali memiliki RT 0
                            RW 0. Pengarang menjelaskan gelandangan akan melakukan
                            apa pun demi memenuhi kebutuhan untuk makan. Sekalipun itu,
                            gelandangan harus merampok. Secara implisit seseorang berpikir
                            bahwa uang telah membuat orang menjadi gelap mata.
                                Pengarang mengambil tempat kolong jembatan sebuah kota
                            metropolitan besar penuh dengan kemewahan. Namun, ia justru
                            menceritakan tokoh-tokoh terasing mungkin sama sekali tidak
                            dianggap keberadaannya oleh sebagian besar orang. Ide drama
                            yang diangkat oleh pengarang sangat dekat sekali dengan dunia
                            keseharian. Banyak gelandangan sama sibuknya dengan kegiatan
                            oknum Pemerintah untuk mampu menyambung hidupnya lebih
                            panjang lagi.
                                Dalam drama ini, pengarang menekankan pada situasi
                            dan suasana sosial kaum gelandangan dan tunawisma yang
                            nota bene tersingkir karena tidak memiliki tempat tinggal. Oleh
                            sebab itu, cuplikan dialog dalam naskah drama ini mengungkap
                            pemikiran-pemikiran kaum gelandangan yang sebenarnya sangat
                            mengharapkan pengakuan dari Pemerintah.
                                Drama ”RT 0 RW 0” merupakan drama yang mengandung kritik
                            tajam terhadap kesenjangan sosial. Drama ini mengangkat para
                            kaum gelandangan yang hidup tidak dengan sewajarnya di bawah
                            kolong jembatan. Pengarang ingin menyinggung dan mengecam
                            mengenai realitas sosial yang ada di negara ini. Realitas tersebut
                            yakni tentang banyaknya pelanggaran yang ada di berbagai aspek.
                            Pelanggaran tersebut membuat rakyat kecil menderita. Pelanggaran-
                            pelanggaran yang ada akhirnya membuat aparat yang bersangkutan
                            menjadi sibuk.







                       126
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136