Page 56 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 56
Menurut Henry Guntur Tarigan, seorang Guru Besar UPI Bandung
sekaligus budayawan, ada tiga contoh yang harus dilakukan ketika akan
mementaskan dan menulis sosiodrama, sebagai berikut.
a. Mengemukakan suatu masalah.
b. Mendramatisasikan masalah.
c. Mendiskusikan hasil dramatisasi.
7. Drama Absurd
Absurd berhubungan dengan sifat lakon dan sifat tokoh-tokohnya.
Penulis naskah drama absurd menganggap bahwa kehidupan di dunia
bersifat absurd. Oleh karena itu, tokoh-tokohnya harus bersifat absurd.
Drama absurd berisi pandangan bahwa kehidupan ini mengerikan dan
tanpa makna. Dalam drama-drama nonkonvensional semacam drama
absurd, konvensi mengenal watak, penokohan, plot, nama pelaku, dan
sebagainya tidak dihiraukan oleh pengarangnya.
8. Drama Improvisasi
Improvisasi berarti spontanitas. Drama tradisional dan drama klasik
biasanya bersifat improvisasi. Dalam teater mutakhir kata ”improvisasi”
digunakan untuk memberi nama jenis mutakhir yang mementingkan
gerakan-gerakan (acting) bersifat tiba-tiba dan penuh kejutan. Drama
improvisasi sering digunakan untuk melatih kepekaan pemain sehingga
pemain dapat memerankan tokoh yang dibawakan lebih hidup dan
realistis.
9. Drama Pendidikan
Drama pendidikan disebut juga drama pengajaran atau drama
didaktis. Pada abad pertengahan ada beberapa lakon yang digunakan.
Lakon-lakon tersebut menunjukkan pelaku-pelaku yang dipergunakan
untuk melambangkan kebaikan atau keburukan, kegembiraan, kematian,
permusuhan, dan persahabatan. Pelaku-pelaku drama tersebut dijadikan
cermin bagi penonton dengan maksud mendidik. Salah satu contoh
adalah lakon yang mengungkapkan kehidupan akhirat. Adegan di akhirat
biasanya menunjukkan keindahan dan penderitaan.
10. Closed Drama (Drama untuk Dibaca)
Seharusnya semua naskah drama dapat dipentaskan. Akan tetapi,
dalam closed drama kemungkinan semua naskah dipentaskan sangat
kecil. Hal ini disebabkan struktur lakon dan cakapannya tidak mendukung
pementasan. Drama jenis ini akan indah digunakan sebagai bahan
bacaan.
Closed drama biasa ditulis oleh sastrawan tidak berpengalaman
mementaskan naskah drama. Closed drama ditulis karena kemungkinan
besar tidak akan dipentaskan. Penulis drama sekaligus merangkap
sebagai sutradara atau aktor biasanya akan menulis drama tidak hanya
51