Page 54 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 54
2. Pantomim
Pantomim merupakan drama komedi yang mengutamakan permainan
ragawi. Pantomim mengutamakan kelucuan. Gerak-gerak humor dalam
pantomim mengandung ajaran di dalamnya. Meskipun drama pantomim
hanya berupa gerak fi sik, ternyata sering memukau penonton. Pantomim
adalah bentuk drama tanpa konfl ik, awal, klimaks, dan penyelesaian.
Menurut Isabel, dalam Metode Pembelajaran Drama: Apresiasi,
Ekspresi, dan Pengkajian, ada tiga aspek penting dalam pantomim:
a. gerak dan imajinasi;
b. konsentrasi; serta
c. kebebasan gerak tubuh, lentur, dan ada daya rangsang emosi.
Tujuan pentas seni pantomim yaitu gerak imajinatif, mengembangkan
kekuatan konsentrasi, dan relaksasi dengan cara melenturkan tubuh.
3. Drama Duka (Tragedy)
Tragedi atau duka cerita adalah drama yang penuh kesedihan.
Biasanya pada akhir cerita tokohnya mengalami kedukaan besar. Tokoh-
tokoh terlibat dalam bencana besar. Pemain utama dari awal sampai
akhir pertunjukan selalu sia-sia dalam memperjuangkan nasibnya yang
kurang baik. Ujung cerita berakhir dengan kedukaan mendalam karena
maut menjemput tokoh utama. Penonton seolah-olah ikut menanggung
derita yang dialami pelaku utama. Oleh karena itu, tidak jarang penonton
ikut merasa sedih dan bahkan juga dapat menangis.
Dengan kisah ini penulis naskah mengharapkan agar penontonnya
memandang kehidupan secara optimistis. Pengarang secara bervariasi
ingin melukiskan keyakinannya tentang ketidaksempurnaan manusia.
Pengarang berusaha menempatkan dirinya secara tepat dalam kemelut
kehidupan manusia. Kenyataan hidup yang dilukiskan berwarna romantis
dan idealistis. Oleh karena itu, lakon cerita mengungkapkan kekecewaan
hidup karena pengarang mengharapkan sesuatu yang sempurna di
bumi ini. Contoh drama duka, antara lain ”Roro Mendut” dan ”Romeo-
Yuliet”.
Drama tragedi juga dapat dibatasi sebagai drama duka berupa dialog
bersajak yang menceritakan tokoh utama mengalami kehancuran karena
kelemahannya sendiri, seperti keangkuhan dan sifat iri hati.
4. Melodrama
Melodrama merupakan pergelaran seperti sandiwara atau fi lm
dengan lakon sangat sentimental, cerita mendebarkan hati, dan
meng harukan. Melodrama lebih mengutamakan ketegangan daripada
kebenaran.
Tokoh dalam melodrama berbeda dengan tokoh dalam tragedi.
Tokoh dalam melodrama bukan tokoh ternama, sedangkan tokoh
dalam tragedi merupakan tokoh ternama. Melodrama bersifat ekstrem,
tokohnya menerima nasib seperti yang terjadi. Ini berbeda dengan
tragedi yang menunjukkan ratapan tokoh yang mengalami nasib baik.
49