Page 61 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 61

28. Drama Tradisional
                             Drama tradisional atau teater tradisional merupakan teater yang
                         berkembang di kalangan rakyat. Drama tradisional adalah tontonan
                         drama yang tidak menggunakan naskah. Jika ada naskah, naskah
                         tersebut hanya berupa kerangka cerita dan beberapa catatan yang
                         berkaitan dengan permainan drama.
                             Watak tokoh, dialog, dan gerak diserahkan sepenuhnya kepada
                         pemain. Bagi pemain yang belum berpengalaman, risiko gagal akan
                         sangat besar.
                             Teater atau drama tradisional diklasifi kasikan menjadi tiga macam,
                         yaitu teater rakyat, teater klasik, dan teater transisi. Uraian berikut
                         menjelaskan ketiga macam drama tradisional.
                         a. Teater Rakyat
                                Sifat teater rakyat seperti teater tradisional, yaitu improvisasi,
                             sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Teater
                             rakyat antara lain sebagai berikut.
                             1) Sinrilli
                                   Sinrilli merupakan pertunjukan cerita tutur oleh seorang
                                pasinrilli. Pertunjukan sinrilli diiringi dengan musik berinstrumen
                                keso-keso (rebab). Penceritaan pertunjukan sinrilli berupa
                                nada lagu (kelong) diiringi lengkingan keso-keso sehingga
                                membangunkan berbagai suasana haru, indah, dan humor.
                                   Awalnya sinrilli dipertunjukkan di istana raja-raja Gowa.
                                Setelah kejatuhannya ke tangan VOC, sinrilli menyebar di
                                kalangan rakyat. Pertunjukan sinrilli dapat dilakukan pada siang
                                hari atau malam hari sesudah sembahyang Isya. Pertunjukan
                                        sinrilli diadakan di anjungan rumah atau tempat terbuka
                                            (halaman) pada waktu-waktu tertentu seperti
                                               perkawinan, syukuran, pesta panen, dan
                                                 membangun rumah. Pasinrilli melagukan
                                                   cerita-cerita diiringi keso-keso dan
                                                   kadang-kadang diselingi cerita-cerita
                                                    humor.
                                                     Ada tiga golongan cerita pasinrilli.
                                                    Golongan cerita tersebut yakni
                                                   kepahlawanan (”Sinrilli I. Datung
                                                  Museng”, ”Sinrilli Tolo Daeng Magasing”,
                                                 ”Sinrilli Kappala Talung Batua”), keagamaan
                                              (tentang perkembangan agama Islam di
                                                Sulawesi Selatan, misalnya cerita ”Tuanta
               Sumber: http://www.ikamisulsel.org/2013/02/  Salamaka”), dan percintaan (”Sinrilli I.
                    budayata-2012-perkenalkan-seni-dan.htm/2.
                    bp.blogspot.com/-fE-cfWp8idA/UThQkeHlDHI/  Jamila”, ”Sinrilli I. Manakku”, ”Sinrilli I. Made
                    AAAAAAAAAdY/Q2tSDX4NiP8/s1600/IMG_6580.  Daeng ri Makka”).
                    jpg, diunduh 13 Maret 2014
               Sinrilli


                        56
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66