Page 50 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 50

Dalam jembatan keledai tersebut, W.S. Rendra menyebutkan
                         langkah terakhir dengan menekankan agar peran yang sudah dihayati
                         oleh pemain dihidupkan dengan imajinasi. Langkah tersebut, yaitu
                         dengan jalan mengerahkan pemusatan perhatian pada pikiran dan
                         perasaan pemeran yang sedang memerankan secara lebih intens. Untuk
                         mengontrol permainan imajinasi ini secara cermat, sutradara perlu
                         menempatkan diri di berbagai posisi pada saat latihan. Aspek akting
                         dan suara harus mendapat kontrol ketat dari segala penjuru pentas
                         agar hambatan-hambatan dapat ditanggulangi sebelum pementasan
                         dilaksanakan.
                      2. Teknik Berperan
                            Menurut W.S. Rendra, dalam pementasan drama ada empat sumber
                         gaya, yaitu aktor bintang, sutradara, lingkungan, dan penulis. Aktor
                         diharapkan menjadi sumber gaya pementasan drama dalam aspek
                         teknik berperan. Dalam pengajaran drama di sekolah, sutradara (dalam
                         hal ini guru drama) dapat menjadi sumber gaya. Dalam ketoprak drama
                         modern, penulis drama menjadi sumber gaya.
                            Aktor bintang menjadi sumber gaya, artinya kesuksesan pementasan
                         ditentukan oleh pemain-pemain kuat yang mengandalkan kecantikan,
                         ketenaran tampan atau cantik, atau daya tarik seksualnya. Pemain
                         bintang akan menjadi pujaan penonton dan akan menyebabkan
                         pementasan berhasil. Jika yang dijadikan sumber gaya adalah aktor dan
                         bukan bintang, kecakapan berperan diandalkan untuk memikat penonton.
                         Dalam cara ini, kemampuan aktor atau aktris secara bersama-sama
                         diharapkan mengatasi popularitas segelintir pemain bintang.
                            Sutradara sebagai sumber gaya, artinya dengan kemampuan
                         sutradara diharapkan pementasan drama akan berhasil. Di tangan
                         W.S. Rendra, Teguh Karya, Arifi n C. Noer, Wahyu Sihombing, Nano Riantiarno,
                         dan sederet nama sutradara terkenal lainnya, penonton mengharap suatu
                         pertunjukan drama bermutu. Dalam aspek ini, penonton mempercayakan
                         nama sutradara sebagai jaminan mutu drama.
                            Penulis sebagai sumber gaya, artinya di tangan penulis hebat akan
                         lahir naskah hebat pula. Naskah tersebut mempunyai kemungkinan
                         sukses jika dipentaskan. Karya-karya abadi seperti ”Hamlet”, ”MacBeth”,
                         ”Monseratt Lysistrata”, ”Oedipus Sang Raja”, ”Antigone”, dan ”Menunggu
                         Godot” merupakan karya-karya yang dapat menjadi sumber gaya karena
                         penulisnya telah mempunyai nama besar dan abadi. Karya-karya tersebut
                         memiliki kemungkinan sukses jika dipentaskan.
                            Lingkungan sebagai sumber gaya, artinya lingkungan pementasan
                         dapat memungkinkan suksesnya pementasan. Jika kita mementaskan
                         drama ”Ken Arok dan Ken Dedes”, kehidupan pentas oleh dekorasi dan







                                                                               45
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55