Page 63 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 63
Sumber: http://www.balinesedance.org/Images/Katemu/Katemu%20fi nale%201%20sm.jpg,
diunduh 14 Maret 2014
Arja
Sebelum pertunjukan digelar, diselenggarakan upacara
bebanten atau sesajian. Lakon-lakon diambil dari cerita ”Panji”,
”Mahabharata”, ”Ramayana”, cerita rakyat, dan bahkan cerita
Cina (”Sampik Ingtay”). Lama pertunjukan sekitar tiga jam.
Asal usul arja dimulai dari teater Dadap pada akhir abad
ke-18 di Klungkung. Para penari arja mengelompok pada bagian
kanan dan kiri. Semua penari arja mengambil sikap berjongkok
sambil menunggu giliran menari di kalangan (arena). Penari arja
yang masuk kalangan membawakan perannya dengan menyanyi
(menembang). Lakon Dadap yang terkenal adalah ”Kesayang
Lembur” berisi sindiran terhadap I Gusti Ayu Karangasem. Dadap
ini tidak diiringi instrumen, hanya nyanyian. Setelah kemunculan
Arja Dadap ini, bermunculanlah arja-arja lain dengan lakon
berbeda-beda.
Arja yang merupakan drama nyanyi mengambil pokok lakon
dari Gambuh, yakni cerita ”Panji”. Dalam arja nama raja Jawa
Timur sudah tidak dipakai lagi. Akan tetapi, ada pula nama-nama
raja dipendekkan, seperti Mantri Jenggala, Galuh Daha, Bayan,
Punta, Kartala, Lenyeng, Melung, dan Megleng. Tokoh-tokoh
arja, antara lain Melung (Inye, Condong), pelayan wanita, Galuh
atau Sari, raja Putri, Limbur atau Prameswari atau Sang Nata,
Mantri, raja dan ahli mantra, Megleng, dan pelayan Nata.
4) Janger
Janger atau sering disebut damarwulan atau jinggoan.
Janger merupakan pertunjukan rakyat se jenis ketoprak
dan ludruk. Janger telah hidup dan berkembang di wilayah
Banyuwangi, Jawa Timur. Lakon atau cerita janger diambil dari
baik kisah-kisah legenda maupun cerita rakyat lainnya. Janger
juga dilengkapi dengan pentas, sound system, layar, gamelan,
tarian, dan lawak. Pembagian cerita dalam babak-babak dimulai
dari setelah waktu salat isya hingga menjelang subuh.
58