Page 66 - drama_pengetahuan_dan_apresiasi
P. 66

Semua peran dalam ludruk dimainkan oleh pria, termasuk
                                untuk peran wanita. Daya tarik ludruk sebagai tontonan khas
                                terletak pada pemainnya. Peran-peran wanita yang diperankan
                                pemain pria didukung dengan tata rias, busana, gerak laku,
                                intonasi, dan warna suara menirukan lawan jenisnya. Oleh
                                karena itu, pertunjukan ludruk sering membuat penontonnya
                                tertawa terpingkal-pingkal. Ciri khas ini diwarisi dari teater Jawa
                                Timur lebih tua, yaitu lerok. Pemain lerok terdiri atas tiga pria,
                                dua di antaranya atau semuanya berpakaian wanita. Oleh karena
                                itu, pemain lerok disebut tledek lanang. Tontonan ini disebut
                                lerok karena saat di atas pentas, pandangan mata pemainnya
                                sering melirik genit. Dalam dialek Surabaya, pandangan nakal
                                ini disebut lerak-lerok.
                                   Dalam lerok, pemain wanita mengenakan kain batik, baju
                                kebaya, bersanggul, berselendang, serta merias wajahnya
                                secantik mungkin. Pemain pria mengenakan kopiah merah, celana
                                merah, dengan rias wajah merah dan putih serta mengenakan
                                gongseng atau gelang keroncong di kaki kanannya.
                                   Ketiga pemain lerok bersahut-sahutan menyanyikan pantun
                                Jawa (parikan) yang mengungkapkan masalah-masalah
                                kehidupan rakyat sehari-hari. Lerok sering dipertunjukkan pada
                                acara perkawinan, khitanan, atau kaulan di desa-desa.
                            6) Ketoprak
                                   Ketoprak adalah sebuah bentuk teater yang berlakon dengan
                                unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan. Pelaku-pelaku
                                ketoprak pria dan wanita. Pertunjukan ketoprak diiringi dengan
                                gamelan. Gerak laku pemain cenderung realistik walaupun
                                pada awal perkembangannya ada sedikit unsur tari di dalamnya.
                                Pemain wanita kadang-kadang berperan sebagai pria, begitu
                                pula sebaliknya.
                                   Ketoprak biasanya membawakan cerita babad, sejarah, dan
                                cerita-cerita asing berasal dari Arab (Seribu Satu Malam) dan
                                Cina. Dialog antarpemain yang tidak tertulis dalam teks dan
                                dibawakan dalam bahasa Jawa Baru.
                                   Penataan panggung terdiri atas layar (drop) dan sebeng-
                                sebeng (wings). Pertunjukan ketoprak biasanya dilakukan pada
                                malam hari dan berlangsung antara tiga sampai empat jam.
                                   Menurut para ahli, mula-mula pertunjukan ketoprak tidak
                                diiringi dengan gamelan. Akan tetapi, ketoprak diiringi permainan
                                lesung. Oleh karena itu, ketoprak disebut ketoprak lesung.
                                   Para wanita desa di wilayah Surakarta terbiasa bermain
                                kotekan lesung pada masa panen kala bulan purnama tiba. Para
                                wanita bermain kotekan lesung dengan memainkan lagu-lagu
                                gegojegan. Perbedaan bagian yang diketok tergantung pada




                                                                               61
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71